ManDiri
DECISIONS AT THE SPEED OF LIGHT: STRATEGI MENGAMBIL KEPUTUSAN INSTAN Roy Sembel dan Sandra Sembel (Dirut EdPro, Edpro@cbn.net.id)
Mengambil keputusan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seorang pelaku bisnis, terutama mereka yang berada di pucuk pimpinan. Tindakan ini akan lebih mudah dan lebih bijaksana dilakukan apabila semua informasi yang diperlukan bisa diperoleh dan waktu yang tersedia untuk menganalisa semua kemungkinan yang ada juga tidak dibatasi. Namun, di dunia bisnis yang memasuki era serba instan, dengan persaingan yang hiperkompetitif, para pelaku bisnis dituntut untuk mengambil keputusan instan, yaitu dengan informasi terbatas serta harus dilakukan dalam waktu yang cepat, bahkan dalam hitungan detik. STRATEGI MENGAMBIL KEPUTUSAN
Memang banyak teori dan strategi pengambilan keputusan yang telah disajikan para ahli, tapi tidak banyak yang menyangkut pengambilan keputusan dengan cepat. Berikut adalah beberapa strategi yang bisa kita coba jika harus mengambil keputusan dengan cepat.
Prinsip Acuan
Sam Walton, pendiri superstore Walmart di Amerika Serikat, sangat memperhatikan konsumen, yang umumnya adalah masyarakat setempat. Untuk itu, ia menjadikan nilai-nilai positif yang berlaku di masyarakat tempat toko-tokonya beroperasi sebagai guiding principles dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai yang dijadikan prinsip dasar pengambilan keputusan di semua lini ini disosialisasikan keseluruh jajaran, tidak hanya dalam bentuk slogan atau cetakan, tetapi yang terlebih penting adalah dengan tindakan dan teladan Sam Walton sendiri yang rajin berkunjung ke berbagai gerai Walmart di seluruh Amerika Serikat. Prinsip Acuan juga bisa disederhanakan dan diterapkan secara unik di masing-masing departmen di dalam suatu perusahaan dan dinyatakan secara kuantitif. Misalnya saja di bagian pemasaran sebuah penerbitan majalah, pimpinan perusahaan bisa menetapkan prinsip maksimum 20% diskon dari harga penawaran pemasangan iklan di majalah tersebut sebagai acuan bagi para jajaran sales dalam bernegosiasi. Sehingga, para petugas penjualan bisa lebih leluasa bernegosiasi tanpa harus setiap kali menghubungi atasan untuk meminta persetujuan dalam menentukan harga jadi. Demikian juga dengan perusahaan, departemen, seksi, ataupun pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita. Jika belum ada prinsip acuan, kita bisa menyusunnya dan melakukan sosialisasi pada semua jajaran yang terkait, sehingga jika ada keputusan cepat yang harus diambil, agar tidak kehilangan kesempatan berharga, prinsip acuan ini bisa digunakan untuk membantu mengambil keputusan "instan."
Strategi 80/20
Prinsip ini awalnya diperkenalkan oleh Vilfredo Pareto, ekonom kondang dari Italia. Menurut pengamatan Pareto terhadap masyarakat Italia pada tahun 1906, 80% tanah di Italia dikuasai oleh 20% populasi saja. Ternyata rasio ini juga berlaku di berbagai bidang lain, termasuk pengambilan keputusan bisnis. Prinsip ini kemudian terkenal dengan sebutan Prinsip Pareto. Prinsip Pareto bisa membantu pengambil keputusan untuk memilih keputusan yang isu yang paling penting untuk ditangani dari begitu banyak keputusan yang harus diambil. Hal ini tentunya akan membantu pengambil keptusan untuk menghemat waktu, karena mereka bisa memfokuskan tenaga, waktu dan sumber daya yang dimiliki pada beberapa hal yang terpenting yang memang perlu ditangani (vital few). Misalnya saja seperti kasus berikut yang disampaikan oleh Bryan Eisenberg dalam artikelnya "The Pareto Principle: Applying the 80/20 rule to your business": Seorang pemimpin perusahaan baru saja mengambil alih sebuah perusahaan jasa yang hampir bankrut. Dari hasil pengamatan diperoleh banyak sekali keputusan yang perlu diambil untuk memperbaiki kinerja perusahaan, yaitu keputusan untuk meningkatkan ketrampilan karyawan staf (ada 51 keluhan=69%), jumlah staf yang kurang (21 keluhan), dan pelayanan kurang terorganisir dengan baik (2 keluhan). Dengan menerapkan Prinsip Pareto dalam bisnis (fokus pada yang terpenting dengan dampak yang terbesar), pimpinan perusahaan ini bisa melihat bahwa yang perlu diputuskan adalah meningkatkan ketrampilan karyawan dalam memberikan jasa (69%). Jika hal ini sudah dilakukan, diharapkan dua masalah lainnya, bisa teratasikarena staf, makin trampil, mereka makin produktif, dan bisa melayani lebih banyak orang dengan kualitas pelayanan yang makin meningkat.
Analisa Biaya-Manfaat
Strategi lain untuk pengambilan keputusan cepat adalah Analisa Biaya-Manfaat. Dalam mengambil keputusan, yang digunakan sebagai petunjuk adalah biaya yang harus dikeluarkan dan Manfaat yang bisa dipetik. Tentu saja analisa ini dilakukan dengan tetap mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan. Yang dipilih kemudian adalah alternatif yang menunjang tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dengan manfaat yang paling besar serta resiko yang paling dapat dikendalikan. Sebagai contoh adalah perusahaan konsultan pendidikan bagi karyawan yang harus memilih satu dari tiga penawaran kerjasama yang diterima. Misalnya saja perusahaan jasa yang dijadikan contoh sebelumnya. Pimpinan perusahaan yang baru memutuskan untuk memberikan training untuk meningkatkan ketrampilan para karyawannya. Dari segi analisa biaya-manfaat, alternatif ini dipilih karena memberikan biaya yang paling kecil (tidak perlu merekrut karyawan baru, dan tidak perlu merubah sistem alur kerja). Selain itu, manfaat yang dipetik juga berdampak ganda, yaitu dengan memberi pelatihan pada karyawan agar lebih trampil, maka sebagian besar masalah (69%) sudah bisa teratasi. Dengan karyawan yang trampil, dua masalah lainnya secara bertahap bisa terselesaikan, yaitu: ada kemungkinan tidak diperlukan lagi tambahan jumlah karyawan (karena karyawan sudah dilatih untuk menjadi lebih trampil, sehingga bisa melayani lebih banyak orang, dengan kualitas kerja yang lebih baik).
YANG PERLU DIINGAT
Dalam mengambil keputusan cepat, ada beberapa hal yang perlu diingat agar kualitas keputusan yang diambil bisa menjadi lebih baik.
Persiapan Makanan dan minuman instan perlu diolah terlebih dahulu agar dapat disajikan dengan cepat. Demikian pula dengan keputusan instan. Sebelum melakukan keputusan instan, perlu ada persiapan yang matang, misalnya saja persiapan dalam bentuk penyusunan rencana aksi ataupun anggaran. Dengan perencanaan ini, semua skenario dan alternatif yang mungkin terjadi bisa dieksplorasi, sehingga masalah-masalah yang mungkin datangpun bisa diantisipasi, dan Plan B, bahkan Plan C bisa disiapkan. Dengan demikian, ketika suatu kondisi yang kurang diharapkan terjadi, pengambil keputusan bisa segera menentukan dengan cepat apa yang harus dilakukan (karena kondisi ini, ataupun yang mirip dengan ini sudah pernah diantisipasi sebelumnya).
Bukan betul atau salah Dalam membuat keputusan, kita memilih dari beberapa alternatif, bukan memilih mana yang salah atau mana yang benar. Jadi, tidak ada keputusan yang salah atau benar. Tapi keputusan yang diambil bisa saja hasilnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Jadi, kita tidak perlu menyesali keputusan yang telah diambil, apa lagi terpaku pada penyesalan yang berlarut-larut ketika keputusan yang kita ambil ternyata tidak memberikan hasil yang kita harapkan.
Fokus ke depan Setelah mengambil sebuah keputusan, apapun hasilnya, kita harus memantau terus, dan memfokuskan usaha kita untuk melakukan yang terbaik dari apa yang telah diputuskan. Kita juga bisa melakukan berbagai penyesuaian agar hasilnya bisa diarahkan untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Libatkan pihak terkait Dalam mengambil keputusan cepat, sedapat mungkin libatkan orang-orang yang terkait dengan keputusan yang diambil. Dengan melibatkan mereka, kita bisa mendapat masukan yang berharga, selain itu, kita bisa mengundang komitmen mereka untuk mendukung keputusan yang telah diambil. Yang bisa kita lakukan antara lain adalah menanyakan pendapat dan usulan mereka. Informasi ini bisa kita jadikan acuan untuk mengambil keputusan.
Alat Bantu Informasi Pengambilan keputusan dengan cepat akan lebih efektif bila kita bisa menggunakan alat bantu, misalnya data kuantitatif dan kualitatif, ataupun informasi terkait lainnya yang bisa kita peroleh dari bagian Riset dan Pengembangan, ataupun bagian Sistem Informasi Terpadu. Data ini bisa juga kita peroleh secara cepat, mudah dan murah dari internet, dari sistem jaringan informasi terpadu, ataupun perpustakaan elektronik. Namun, sebelum menentukan data mana yang bisa digunakan, kita perlu terlebih dahulu menentukan tujuan ataupun hasil akhir yang akan kita capai, setelah itu barulah kita cari data yang sesuai untuk membantu kita dalam mengambil keputusan.
Seringkali kita harus mengambil keputusan dengan cepat tanpa dapat menunggu sampai semua informasi yang diperlukan terkumpul. Dalam kondisi seperti ini, kita bisa mencoba strategi-strategi yang telah dibahas disini: mengacu pada prinsip acuan yang telah ditetapkan, memilih untuk mengambil keputusan atas masalah yang kontribusinya paling penting dengan dampak yang paling luas, serta memilih alternatif yang memberikan manfaat terbesar dan memiliki resiko yang paling dapat dikendalikan. Selamat mengambil keputusan.
|